Jumat, 27 Juni 2014

Hikmah Ramadhan bagi Dunia Pendidikan

Bulan Ramadhan memiliki kesan tersendiri di hati seluruh kaum muslimin. Kita juga mengetahui bahwa bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dibanding bulan lainnya. Pada bulan Ramadhan Allah menurunkan Al-Qur’an yang merupakan pedoman seluruh umat manusia. Pahala ibadah dihari-hari Ramadhan dilipatgandakan. Hadir pula di bulan Ramadhan satu malam yang bernilai seribu bulan yaitu malam lailatul qadar.
Bulan Ramadhan juga memiliki banyak nama lain yang merupakan ciri khas dari bulan Ramadhan tersebut. Salah satu nama lain dari bulan Ramadhan yang disematkan oleh para ulama yaitu Syahrut Tarbiyah atau bulan pendidikan. Mengapa bulan Ramadhan disebut sebagai bulan pendidikan? Tentunya hal ini bukanlah sematan nama tanpa alasan. Sejatinya bulan Ramadhan adalah madrasah yang Allah siapkan untuk orang-orang beriman agar mereka menjadi orang bertaqwa. Karenanya ada proses pendidikan yang diberikan Allah kepada kita yang hikmahnya dapat kita adopsi dalam dunia pendidikan. Beberapa hikmah yang dapat kita ambil tersebut diantaranya:
Pertama, dengan Ramadhan Allah mengajarkan kita bahwa proses pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas sebagaimana ‘pendidikan’ shaum Ramadhan yang Allah perintahkan bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai orang bertaqwa. Proses pendidikan sejatinya adalah proses yang seharusnya memiliki tujan yang jelas. Dengan kata lain, selain ada proses yang harus dilalui, pendidikan harus berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai. Misal, tujuan dari suatu proses pembelajaran di kelas adalah anak memahami konsep pecahan dalam matematika, maka tujuan tersebut di breakdown menjadi langkah-langkah proses yang mengarah pada tujuan. Jangan sampai yang terjadi adalah guru terjebak dengan rutinitas proses pembelajaran tanpa adanya evaluasi apakah proses yang dilakukan sudah mengarah pada tujuan pembelajaran ataukah belum.
Kedua, dengan Ramadhan Allah mengajarkan kita bahwa dalam membentuk sebuah karakter, perlu adanya proses pembiasaan. Kalaulah taqwa itu adalah sebuah karakter unggul, maka rangkaian amalan ibadah selama sebulan penuh itu adalah proses pembiasaan yang Allah berikan agar manusia benar-benar memiliki karakter orang bertaqwa. Banyak pakar psikologi yang menjelaskan tentang pentingnya proses pembiasaan dalam pembentukan karakter. Karenanya dalam pendidikan berkarakter kita perlu melakukan proses pembiasaan karakter positif kepada anak didik kita. Yang terkadang atau bahkan sering terjadi dalam proses pembentukan karakter, kita terlalu terburu-buru untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa ada proses pembiasaan dalam jangka waktu tertentu atau bahkan kita malah putus asa dan terburu-buru melakukan labeling pada anak didik kita padahal belum lama proses pembiasaan yang kita lakukan.
             Ketiga, dengan Ramadhan Allah mengajarkan bahwa agar tujuan puasa Ramadhan dapat tercapai kita harus memiliki kedisiplinan dan kejujuran. Tanpa kedisiplinan dan kejujuran maka tujuan puasa Ramadhan tidak akan tercapai. Sikap disiplin pada waktu mulai berpuasa dan waktu berbuka, disiplin dalam menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa serta kejujuran pada diri sendiri saat berpuasa itulah yang menentukan ketercapaian tujuan puasa Ramadhan. Begitupun dalam pencapaian tujuan pendidikan. Tanpa kedisiplinan dan kejujuran sudah pasti tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Tanpa kedisiplinan proses pendidikan tentu akan mengalami masalah serius. Tanpa kejujuran kita tidak akan mampu lagi mengukur keberhasilan proses pendidikan secara objektif. Akhirnya proses pendidikan hanya sebatas rutinitas yang tidak memiliki arah yang jelas.
                Masih banyak hikmah yang bisa kita ambil dari  keistimewaan bulan Ramadhan bagi dunia pendidikan. Mungkin nanti ada yang akan membagikan hikmah lainnya.

Restu Wibisono, SP. 
Suatu siang di bulan Ramadhan 1434 H

tutorial